BUSINESS AS UNUSUAL


BONUS DEMOGRAFI

bonus demografiKetua Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ascobat Gani dalam Workshop Wartawan – Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Puncak, Cianjur (27/6) menyatakan bahwa Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi pada periode 2019 – 2024. Soalnya bonus demografi akan menguntungkan jika angkatan kerja itu memberi nilai tambah, tetapi sebaliknya akan menjadi bencana kalau mereka hanya menjadi pekerja kasar.

Perlu kita pahami bonus demografi terjadi ketika rasio ketergantungan orang-orang yang harus diberi makan oleh angkatan kerja itu paling rendah dibandingkan dengan tahun sesudah dan sebelumnya. Usia produktif seseorang berkisar mulai dari usia 15 tahun hingga 64 tahun.

“Pada tahun 2019, rasio ketergantungan hanya 0,71 yang berarti setiap 10 orang dalam angkatan kerja hanya memberi makan 7,1 orang. Pada tahun 2020 sampai 2025 rasio ketergantungan adalah 0,72,” papar Gani. Sedangkan pada tahun ini tingkat ketergantungan masih 0,82. Setelah pada level terendah pada kurun waktu 2019 hingga 2024, tingkat ketergantungan pada tahun 2025 akan menjadi 0,75 dan kemudian akan terus menaik pada tahun-tahun berikutnya.

Gani menambahkan, bonus demografi adalah sebagai fenomena sosial yang harus dimanfaatkan pemerintah Indonesia ; karena perkiraan jumlah angkatan kerja pada tahun 2019 mencapai 139.948.000 orang dan pada tahun 2024 akan mencapai 146.143.400 orang. “ Pemerintah harus menyiapkan anak-anak pada tahun 2019 hingga 2024 untuk masuk dalam angkatan kerja dengan menjadi calon tenaga kerja yang memiliki keterampilan lebih. Jika hanya menjadi tenaga kerja kasar seperti sekarang, bonus demografi akan menjadi musibah sebab mereka tidak mampu memberi nilai lebih ekonomi, “ ujar Gani.

Continue reading